Indonesia–Rusia Perkuat Kerja Sama Teknologi Luar Angkasa, Proyek Spaceport Biak Dimatangkan

Biak, 22 Juni 2025 – Pemerintah Indonesia terus memperkuat kerja sama strategis di bidang teknologi luar angkasa dengan Federasi Rusia. Dalam kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Moskow, salah satu agenda utama yang disorot adalah percepatan pembangunan spaceport (pelabuhan antariksa) Rusia di Pulau Biak, Papua.
Proyek ini merupakan bagian dari kolaborasi antara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan badan antariksa Rusia, Roscosmos, yang pertama kali dibahas sejak 2021. Presiden Prabowo menegaskan bahwa kerja sama ini bersifat sipil dan damai, tidak akan digunakan untuk kepentingan militer.
“Indonesia menyambut baik teknologi luar angkasa selama tidak mengganggu kedaulatan dan hukum internasional,” ujar Presiden Prabowo dalam pernyataan pers usai pertemuan dengan Presiden Vladimir Putin di Kremlin.
Hingga saat ini, kedua negara masih menyusun kerangka hukum perjanjian internasional agar proyek dapat dilanjutkan ke tahap pembangunan fisik. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, sebelumnya menyatakan bahwa proyek ini memiliki potensi strategis jangka panjang bagi kemandirian teknologi Indonesia.
Pengamat geopolitik internasional, Dr. Riza Mahendra, menilai proyek ini bukan hanya memperkuat kerja sama teknologi, tetapi juga meningkatkan posisi tawar Indonesia di kawasan Indo-Pasifik.
Namun, sejumlah kelompok lingkungan dan adat di Papua menyuarakan kekhawatiran terhadap dampak sosial-ekologis dari pembangunan spaceport tersebut. Pemerintah menyatakan akan melibatkan masyarakat lokal dalam setiap tahap agar proyek berjalan inklusif dan berkelanjutan.
Jika terwujud, Spaceport Biak akan menjadi pusat peluncuran satelit pertama di Asia Tenggara dengan fasilitas bertaraf internasional, membuka peluang besar bagi Indonesia di bidang riset antariksa, edukasi teknologi, hingga ekonomi digital global.